Contoh Sifat dan Kelainan yang Diturunkan - IPA MTs

 SIFAT DAN KELAINAN YANG DITURUNKAN

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Kalian mungkin pernah mendengar sebuah pepatah 'Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya'. Yupz..pepatah tersebut memberitahu bahwa seorang anak tidak akan jauh berbeda dengan ayah dan ibunya karena ada sifat-sifat yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anaknya.

Apa saja sifat yang diturunkan tersebut?. Coba kalian perhatikan foto kalian bersama keluarga kalian. Bagian tubuh kalian mana yang memiliki kemiripan dengan ayah dan ibu kalian. Apakah warna kulit, bentuk rambut, cuping rambut kalian sama dengan ayah atau ibu kalian?

Selain sifat, ternyata ada juga kelainan yang diturunkan oleh gen ayah atau ibu kalian. Tetapi kelainan tersebut biasanya bersifat resesif, artinya sedikit yang muncul.

Tujuan postingan kali ini yaitu menjelaskan beberapa contoh sifat dan kelainan yang diturunkan dari induk kepada keturunannya. Mudah-mudahan bermanfaat.

Contoh Sifat yang Diturunkan

warna kulit, bentuk rambut dan bentuk pertumbuhan dahi
Anak-anak dengan perbedaan warna kulit rambut yang diturunkan oleh orang tuanya

A. Warna Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sebagai penutup tubuh dan indra perasa. Kulit terdiri dari epidermis, dermis dan hipodermis. Di bagian epidermis kulit, tepatnya stratum basale, terdapat melanosit. Melanosit merupakan sel pembentuk warna kulit atau berperan dalam pigmentasi kulit.

Pigmen atau warna kulit manusia disebabkan oleh kandungan melanin. Fungsi melanin yaitu melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet matahari dengan cara menyerap sebagian radiasi tersebut, kemampuan tersebut disebabkan karena di dalam melanin terdapat enzim perbaikan DNA yang dapat membantu mengurangi efek dari sinar ultraviolet. Orang yang tidak memiliki enzim ini berpotensi mengalami kanker kulit.

Mungkin, kalian pernah melihat orang dengan warna kulit putih, sawo matang atau hitam. Warna kulit yang berbeda-beda tersebut dikarenakan perbedaan jumlah melanin yang terkandung di dalam kulitnya. Perbedaan tersebut karena jumlah yang diturunkan/diwariskan berbeda-beda, sehingga menyebabkan perbedaan warna kulit. makin banyak jumlah melanin yang diturunkan, makin gelap warna kulitnya.

Sebenarnya, warna kulit dikode oleh banyak gen. Tetapi, agar kalian mudah memahaminya, andaikan saja dipengaruhi oleh tiga gen misalnya gen A, B dan C untuk warna gelap dan gen a, b, dan c untuk warna terang (tidak berwarna).  Orang dengan gen AABBCC akan memiliki warna kulit gelap, bila gen AaBbCc maka warna kulitnya sawo matang, sedangkan gen aabbcc maka kulitnya albino atau tidak berwarna.

Baca juga :

Konsep dihibrida pada tumbuhan

B. Bentuk Pertumbuhan Rambut di Dahi

Perhatikan bentuk pertumbuhan rambut di dahi kalian atau teman kalian. Apakah bentuk pertumbuhannya melingkar, atau membentuk seperti huruf V.

Pertumbuhan rambut dahi seperti huruf V dikenal dengan dengan widow's peak. Pertumbuhan rambut ini dikendalikan oleh gen W (diambil dari kata widow's peak). Gen W bersifat dominan. Jadi seseorang yang pertumbuhan rambut dahinya membentuk huruf V maka gennya adalah WW atau Ww, sedangkan yang melingkar biasa maka gennya yaitu ww (bersifat resesif).

C. Pelekatan Daun Telinga

Daun telinga merupakan bagian telinga yang berfungsi untuk memusatkan gelombang suara yang diterima telinga kemudian menyalurkan ke bagian saluran telinga. Daun telinga seseorang ada yang melekat dan ada juga yang terpisah. Coba kalian lihat di cermin, apakah daun telinga kalian melekat atau terpisah. Bila melekat katanya anak baik, kalau terpisah katanya kalian anak nakal...hehe..ga ada hubugannya ya...

Pelekatan daun telinga dipengaruhi oleh gen. Daun telinga yang terpisah dipengaruhi oleh gen G yang bersifat dominan, sedangkan daun telinga yang melekat dipengaruhi oleh gen g yang bersifat resesif. Jadi bila daun telinga kalian terpisah maka gen daun telinga kalian adalah GG atau Gg, sedangkan bila daun telinga kalian melekat maka gennya yaitu gg. Jadi ga ada kaitannya dengan perilaku baik atau tidak.

D. Bentuk Rambut Kepala

Rambut yang tumbuh di kepala memiliki fungsi sebagai pelindung dari sengatan panasnya sinar matahari dan suhu lingkungan juga sebagai perhiasan kepala. Bagi wanita rambut itu sebagai 'mahkota'.

Rambut di kepala memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang kriting, lurus ataupun ikal. Bentuk rambut tersebut dipengaruhi oleh gen. Ada dua versi gen yang mengkode bentuk rambut. Gen C mengkode rambut keriting dan sifatnya dominan, dan gen s mengkode rambut lurus bersifat resesif. Jika kalian rambutnya keriting maka gen rambutnya adalah CC dan bila rambut kalian lurus maka genotipnya adalah ss. Tetapi bila genotip rambutnya adalah Cs maka bentuk rambut kalian adalah ikal yang merupakan perpaduan antara keriting dan lurus, bukan keriting. Hal tersebut terjadi karena dominansi gennya tidak sempurna.

Baca juga :

Pengaruh gen terhadap sifat individu

Contoh Kelainan yang Diturunkan

A. Albino

Pernah dengar kata Albino?. Albino merupakan suatu kondisi dimana kulit dan rambutnya tidak memiliki pigmen kulit atau melanin. Orang indonesia biasa menyebutnya 'bule' kepada orang atau hewan albino. 

Melanin dalam tubuh berfungsi sebagai pemberi warna pada kulit dan juga sebagai pelindung tubuh dari paparan sinar ultraviolet. Bila kulit tidak terdapat melanin maka akan rentan terhadap sinar ultraviolet sehingga dapat menimbulkan kanker kulit atau iritasi kulit. Oleh karena itulah, penderita albino sebenarnya berpotensi mengalami iritasi atau kanker kulit bila terkena sinar ultraviolet.

Kondisi kulit yang tidak berpigmen karena faktor keturunan dengan kata lain merupakan penyakit turunan, bukan penyakit lingkungan atau salah makan. Genotip kulit albino adalah aa, yang berarti bersifat resesif. Bila ada orang atau hewan yang genotipnya Aa, maka orang atau hewan tersebut dinamakan carrier atau pembawa sifat albino tetapi kulitnya tetap normal atau berpigmen.

B. Buta Warna

Buta warna adalah kondisi mata yang tidak mampu membedakan warna dengan baik. Penderita buta warna biasanya tidak dapat membedakan warna merah dengan ungu, atau warna biru dengan hijau. Penderita buta warna tersebut dinamakan buta warna parsial atau sebagian. Ada juga penderita buta warna yang hanya mampu melihat warna hitam dan putih saja, maka disebut dengan buta warna keseluruhan.

Salah satu cara mengetahui seseorang buta warna atau tidak adalah dengan Tes Ishihara. Tes Ishihara bertujuan untuk mendeteksi buta warna merah-hijau. Tes ini dilakukan dengan memberikan kertas yang terdapat lingkaran berisi banyak titik berwarna kemudian diminta untuk melihat angka yang terdapat di dalam lingkaran tersebut.

Buta warna tersebut merupakan penyakit atau kelainan turunan. Gen pembawa buta warna terdapat pada kromosom X. Sebagai contoh, gen buta warna dimisalkan bw (buta warna), maka bila seorang perempuan dengan kromosom XᵇᵚXᵇᵚ maka perempuan tersebut menderita buta warna, tetapi bila kromosomnya XᵇᵚX maka dia tidak buta warna tetapi membawa sifat atau gen buta warna atau juga disebut carrier/pembawa. Adapun laki-laki dengan kromosom XᵇᵚY maka dia adalah penderita buta warna, sedangkan laki-laki normal kromosomnya adalah XY.

Baca juga :

Materi genetik kromosom dan gen

Bila dalam keluarga kalian, ayah dan ibu kalian normal tetapi diantara anaknya ada yang buta warna, maka dapat diketahui salah satu kromosom X ibu mengandung gen buta warna atau  XᵇᵚX. Penderita buta warna yang paling banyak adalah laki-laki karena bila kromosom X nya terdapat gen buta warna maka dia akan langsung terkena kelainan buta warna.

C. Hemofilia

kondisi darah sukar membeku
Contoh Kelainan Genetik yaitu Hemofilia - Sumber : Sumber gambar : videismo.net

Hemofilia adalah suatu kelainan dimana ketika salah satu bagian tubuh luka, maka darah yang keluar dari tubuh tersebut sukar berhenti atau butuh waktu yang lama untuk luka mengering. Kondisi tersebut disebabkan oleh kandungan trombosit yang rendah dalam darah. Trombosit berperan dalam proses pembekuan dan penutupan luka. 

Hemofilia dapat diturunkan. Gen pembawa karakter atau sifat hemofilia terpaut dengan kromosom seks yaitu kromosom X. Misalkan gen pembawa hemofilia adalah h, bila seorang wanita dengan kromosom XʰXʰ maka perempuan tersebut menderita hemofilia. Bila kromosomnya XʰX maka perempuan tersebut bukan penderita hemofilia tetapi sebagai pembawa sifat yang nanti dapat diturunkan kepada keturunannya bila dia menikah dengan laki-laki penderita hemofilia yang memiliki kromosom XʰY.

D. Obesitas

Obesitas dikenal juga dengan kegemukan. Kegemukan terjadi bila terdapat penumpukan lemak di pipi, lengan, paha dan pantat serta perut. Alat ukur seseorang mengalami kegemukan atau tidak adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dapat dihitung dengan cara membagi Berat Badan (dalam Kilogram) dengan Tinggi Badan (satuan m²), setelah itu lihat keterangan di bawah ini.

  • Nilai indeks < 17,0 termasuk kategori Kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat
  • Nilai indeks 17,0 - 18,4 termasuk kategori Kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan
  • Nilai indeks 18,5 -  25,0 termasuk kategori Normal
  • Nilai indeks 25,1 - 27,0 termasuk kategori Gemuk dengan kelebihan berat badan ringan
  • Nilai indeks 27,0 ke atas termasuk kategori Gemuk dengan kelebihan berat badan berat (Obesitas)

Kegemukan tidak hanya dipengaruhi oleh banyak makan saja tetapi ada faktor genetiknya. Menurut situs klik dokter, bahwa pada tahun 2007 ditemukan gen yang berhubungan langsung dengan lemak dan disebut dengan FTO (fat mass and obecity). FTO ini mempengaruhi penyimpanan dan penyaluran jumlah lemak dalam tubuh. Penjelasan lebih lanjut silahkan baca artikel Faktor genetik memengaruhi obesitas, mitos atau fakta.

Penutup

Demikian pembahasan mengenai beberapa contoh sifat dan kelainan yang diturunkan. Bila ada kesalahan atau kekurangan silahkan tulis di kolom komentar atau dapat Hubungi Kami. Mudah-mudahan postingan ini dapat memberikan manfaat kepada kalian. Terima kasih.

Bagikan artikel :

Alih Bahasa

Pencarian