Dilema Pendidikan Ditengah Wabah Covid 19

DILEMA PENDIDIKAN DITENGAH WABAH COVID19

pembelajaran dilakukan dengan daring atau online

- Bismillahirrahmaanirrahiim -

Wabah covid19 atau virus corona di Indonesia masih berlangsung walaupun penerapan sosial skala besar sudah tidak diberlakukan dan berganti dengan istilah new normal dengan penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (sosial distancing). Sektor ekonomi seperti pasar dan mall sudah diperbolehkan kembali berjalan, bahkan sekolah-sekolah tampaknya akan diberlakukan tatap muka dalam pembelajarannya dengan membuat surat pernyataan bermaterai. Hal tersebut karena banyak orang tua yang mengeluh tentang metode daring dalam pembelajaran.

Pembelajaran daring atau dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan fasilitas internet dan aplikasi seperti e learning, google kelas ataupun aplikasi sejenis yang berkaitan dengan pembelajaran. Dinas Pendidikan di Kota Cirebon, pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Radar Cirebon TV. dimana guru-guru dari pagi sampai sore menyampaikan bahan ajar melalui televisi RCTV kemudian peserta didiknya diminta menyimak materi yang diberikan kemudian menuliskannya di jurnal harian kemudian dikumpulkan tiap satu minggu.

Adapun pembelajaran daring di madrasah atau sekolah yang berada di naungan Kementerian Agama di Kota Cirebon, dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi E-Learning Madrasah yang sudah dibuat oleh Kementerian Agama Pusat, kemudian madrasah tersebut menggunakan fasilitas hosting agar e learning dapat diakses secara online.

Aplikasi e learning tersebut dilengkapi dengan fitur-fitur seperti kelas online, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, absensi guru dan siswa, penilaian harian seperti ulangan harian yang berbasis CBT (computer based test), forum komunikasi antar sesama guru dan guru dan siswa dan lain-lain. Pokoknya keren deh aplikasinya...

Apakah pembelajaran secara online yang dilakukan oleh dinas pendidikan dan kementerian agama dapat menyelesaikan masalah pembelajaran selama wabah covid19 berlangsung? Ternyata TIDAK.

Baca juga : Covid 19 dalam pandangan guru IPA

Kendala-kendala Pembelajaran Daring

Pemerintah sudah berupaya mengatasi masalah pendidikan selama wabah covid19 yang sudah berlangsung kurang lebih 6 bulan dimulai bulan maret 2020, dengan melaksanakan pembelajaran secara daring. Tetapi ternyata dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kendala. Apa saja kendala-kendala dalam pembelajaran daring tersebut?. Ini adalah merupakan hasil pengamatan pribadi melalui pengalaman dan komunikasi dengan orang tua peserta didik.

A. Tidak semua peserta didik memiliki HP atau alat komunikasi

Salah satu sarana dalam pembelajaran secara daring adalah handphone (HP). HP memiliki peran penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini, karena melalui HP peserta didik dapat mengakses materi atau mengerjakan soal-soal ulangan harian yang terdapat di aplikasi.

Tetapi, ternyata peserta didik tidak semuanya memiliki HP. Peserta didik di tempat saya mengajar, ada beberapa peserta didik yang tidak mempunyai HP, padahal madrasah saya termasuk ke dalam wilayah kota. Bagaimana peserta didik yang terdapat di sekolah pelosok dimana sarana transportasi saja masih susah dengan pendidikan masyarakatnya yang masih rendah.

B. Tidak adanya kuota internet atau fasilitas internet

Ketika saya bertanya kepada beberapa peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran daring. Kenapa kamu tidak aktif di pembelajaran IPA?, jawabnya "maaf pak, saya sedang tidak ada kuota". Saya juga mendengar keluhan beberapa orang tua, kalau selama pembelajaran daring ini, kuota internet yang biasanya dapat dipakai seminggu atau sebulan, ini habis dalam waktu sehari atau dua minggu.

Bagaimana dengan peserta didik yang di pelosok?, jangankan kuota, mungkin di sana tidak ada fasilitas internet. Jadi bagaimana pembelajaran daring ini dapat efektif?

C. Kemampuan IT yang masih rendah

HP ada, kuota ada tetapi pengetahuan dan keterampilan tentang IT tidak ada atau rendah, maka pembelajaran daring tidak akan berlangsung secara efektif.

Ada salah satu orang tua peserta didik menghubungi saya. Dia mengatakan bahwa dia sudah tidak sanggup lagi membujuk anaknya agar mengikuti pembelajaran daring. Anaknya mengatakan bahwa dia sudah tidak mampu lagi dan ingin keluar dari madrasah karena tidak dapat mengikuti pembelajaran online yang diterapkan di madrasah.

Kemampuan peserta didik tentang IT yang masih rendah, maka mengharuskan guru untuk membimbingnya, sehingga proses pembelajaran lebih banyak diisi tentang pembelajaran IT, sehingga isi materi pelajaran kadang diabaikan. Walaupun, kenyataannya, banyak peserta didik yang mahir dalam bermain game seperti mobile legend, ring of fire atau PUBG. Tetapi ketika diminta untuk mengakses aplikasi pembelajaran, mereka kebingungan.

D. Kontrol orang tua yang kurang terhadap anaknya

Ada sebagian orang tua yang tidak mampu mengontrol kegiatan pembelajaran secara daring, mungkin karena kesibukan bekerja, kurang paham untuk mengoperasikan HP atau jenuh karena sudah terlalu lama dalam pembelajaran daring. Biasanya orang tua siswa yang mengerjakan tugas-tugas anaknya selama pembelajaran daring, padahal itu kurang baik dan membohongi gurunya dalam memberikan penilaian nanti.

Kurangnya pengawasan atau pendampingan orang tua terhadap anaknya, menyebabkan orang tua tersebut tidak mengetahui apakah anaknya mengikuti pembelajaran jarak jauh atau tidak. Oleh karena hal tesebut, pembelaharan daring kurang efektif.

E. Kurangnya pendidikan karakter saat pembelajaran daring

Penilaian proses pembelajaran mempunyai empat aspek penilaian yaitu penilaian spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian spiritual dan sikap merupakan pendidikan karakter yang diterapkan selama proses pembelajaran. Pendidikan karakter membutuhkan tindakan nyata atau contoh dari guru selama pembelajaran. Ketika pembelajaran daring hal tersebut kurang optimal, karena kontrol pembelajaran yang kurang optimal selama daring.

Peserta didik mungkin hanya absen saja lalu tidur lagi atau lebih banyak menghabiskan waktu bermain game, dan hal tersebut tidak diketahui oleh gurunya. Itulah satu contoh bahwa pendidikan karakter dalam pembelajaran daring kurang optimal.

Baca juga : Covid 19

Dilema Pendidikan

Dunia pendidikan di Indonesia masih belum membolehkan pembelajaran tatap muka seperti biasanya. Kadang orang tua mengeluhkan tentang belajar anaknya yang hanya diberika tugas atau video tanpa ada penjelasan dari gurunya sehingga orang tua kadang memberi penjelasan. Tetapi jika diperbolehkan pembelajaran tatap muka maka anak-anak rawan terpapar covid 19 sehingga penderita covid 19 terus bertambah terutama dari kalangan anak-anak.

Saya juga sebagai orang tua mengalami hal yang sama. Anak saya yang bersekolah di SD, Pembelajarannya pun dilaksanakan secara daring dengan diberi tugas dan bahan bacaan. Setiap minggu menyerahkan tugas yang sudah dikerjakan. Kadang dalam mengerjakan tugas tersebut ada beberapa hal yang tidak dipahami oleh anak-anak maka saya dan istri memberi penjelasan tentang hal yang tidak diketahui tersebut.

Satu sisi, saya setuju dengan pembelajaran secara daring karena akan mengurangi resiko anak-anak terjangkit virus corona atau covid 19. Sebagaimana yang sudah diketahui penyebaran virus ini karena ada kontak fisik seperti kerumuman atau menyentuh bagian tubuh atau benda yang tersentuh penderita covid 19. Terkadang si penderita tidak sadar bahwa dia sudah terjangkit virus. Tentunya tidak mau kan anak-anak terjangkit virus?

Tapi di sisi lain, saya merasa pendidikan dengan cara daring ini kurang efektif, apalagi untuk anak usia SD, mungkin juga untuk seluruh tingkat pendidikan, karena menyebabkan anak-anak kurang mendapatkan pengalaman belajar dan informasi bermanfaat lainnya. Kadang anak-anak itu lebih mendengarkan saran dan nasehat dari gurunya dari pada ayah dan ibunya. Tentunya ini menjadi dilema. Pilih kesehatan atau pendidikan.

Baca juga : Apa tujuan saya sekolah

Penutup

Sebagai penutup, saya mengajak pembaca setia blog IPA MTs, untuk menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan agar diri dan keluarga dapat terhindar dari virus covid 19. Saya juga mengajak agar selalu mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa agar wabah di negeri ini segera berakhir sehingga negeri tercinta Indonesia dapat kembali pulih dan normal kembali.

Terima kasih, sudah membaca artikel ini, mudah-mudahan saya dan pembaca diberi perlindungan oleh Allah SWT dan keselamatan serta kesehatan. Amiin. Silahkan baca artikel lainnya di ipamts.com.

Bagikan artikel :

Alih Bahasa

Pencarian