Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan dan Hewan - IPA MTs

TEKNOLOGI REPRODUKSI PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

Bismillahirrahmaaniirrahiim

Coba kalian perhatikan keadaan penduduk di tempat tinggal kalian, apakah bertambah atau berkurang?. Jika bertambah, apakah ada dampaknya bagi lahan pertanian dan peternakan?. Apakah manfaat pertanian dan peternakan bagi manusia dan teknologi apa saja untuk mengatasi dampak peningkatan jumlah penduduk terhadap lahan pertanian dan peternakan?.

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan pangan juga akan meningkat. Pangan manusia tersebut berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan menyediakan nutrisi bagi manusia. Nutrisi tersebut akan diolah oleh tubuh menjadi energy untuk aktivitas dan pemeliharaan tubuhnya sehingga tubuh tetap sehat dan bekerja secara normal.

Peningkatan jumlah penduduk tersebut akan berdampak kepada meningkatnya kebutuhan lahan tempat tinggal atau pemukiman sehingga lahan pertanian dan peternakan untuk bertani dan beternak semakin berkurang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara atau metode atau teknologi agar meningkatkan hasil pertanian dan peternakan dalam usaha memenuhi kebutuhan pangan bagi manusia.

Teknologi perkembangbiakan merupakan serangkaian metode dan alat untuk meningkatkan jumlah tumbuhan dan hewan sehingga jumlahnya juga bertambah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Ada beberapa metode yang dapat dikerjakan seperti hidroponik dan inseminasi buatan untuk meningkatkan jumlah tumbuhan dan hewan. Keuntungan menggunakan teknologi ini yaitu waktu yang singkat dan jumlah yang dihasilkan banyak.

Berdasarkan hal tersebut, postingan kali ini akan memaparkan beberapa teknologi reproduksi bagi tumbuhan dan hewan sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang macam teknologi perkembangbiakan yang digunakan untuk meningkatkan jumlah tumbuhan dan hewan.

Jenis Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan

Tumbuhan menyediakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tumbuhan tersebut memberikan manusia oksigen, bahan makanan, menyediakan kayu bagi rumah dan lain-lain. Tetapi, jumlah tumbuhan semakin berkurang karena penebangan yang tidak disertai penanaman kembali. Selain itu, lahan untuk menanam tumbuhan juga berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk. Berdasarkan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu teknologi untuk mengembangbiakan tumbuhan. Berikut beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mengembangbiakan tumbuhan.

A. Hidroponik

contoh dari instalsi teknologi reproduksi pada tumbuhan
Contoh Menanam Tanaman secara Hidroponik

Hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik merupakan cara budidaya atau menanam tumbuhan dengan menggunakan media air yang diberi larutan nutrisi dan mineral, dan tidak menggunakan tanah sama sekali. Tanah yang berfungsi sebagai tempat penyerapan nutrisi dan tempat tumbuhnya akar diganti dengan wadah yang berisi nutrisi atau dengan ditambah medium yang tak larut dalam air seperti kerikil, arang, sekam, spons, serbuk kayu, dan lain sebagainya. Tanaman yang ditanam berupa sayuran seperti paprika, tomat, timun, melon, terong, dan selada. Prinsip dari hidroponik yaitu tumbuhan menyerap nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang terlarut dalam air agar dapat tumbuh optimal.

Tahapan menanam dengan teknologi hidroponik yaitu pembibitan, penyemaian, penyiapan media tanam, penyiapan nutrisi dan perawatan. Keuntungan dari menggunakan teknologi ini antara lain : hasil dan kualitas tanaman lebih baik, lebih hemat dalam penggunaan pupuk dan air, mengatasi keterbatasan lahan pertanian, dapat dikerjakan di pekarangan atau halaman rumah.

B. Kultur Jaringan

tumbuhan diperbanyak dengan kultur jaringan di dalam ruangan
Pengembangbiakan Tumbuhan dengan Kultur Jaringan

Kultur jaringan terdiri dari dua kata yaitu kultur dan jaringan. Kultur berarti budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Kultur jaringan adalah suatu metode perbanyakan tumbuhan dengan cara mengambil suatu bagian dari tanaman, seperti sel atau sekelompok sel, jaringan, atau organ. Jaringan yang diambil untuk dibudidayakan biasanya jaringan meristem. Jaringan meristem merupakan jaringan muda yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dindingnya tipis, belum ada penebalan dan ukuran vakuola yang kecil. Penggunaan jaringan meristem ini sebagai tissue culture karena keadaanya yang selalu membelah sehingga diperkirakan memiliki zat hormon pengatur pembelahan.

Bagian tanaman yang telah diambil selanjutnya ditumbuhkan dalam kondisi steril pada medium yang mengandung nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon). Bagian tanaman akan dapat memperbanyak diri dan berkembang menjadi tanaman yang memiliki organ yang lengkap yaitu akar, batang, dan daun. Semua jenis tumbuhan dapat dikembangbiakkan menggunakan metode ini, namun masing-masing memerlukan perlakuan khusus agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

C. Vertikultur

Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman dengan cara membuat instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah tanaman. Vertikultur banyak dikenal dengan vertical garden. Media tanam yang digunakan yaitu tanah. Teknik budidaya ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.

Baca juga :

Memahami Reproduksi Tumbuhan Berbiji

Jenis Teknologi Reproduksi pada Hewan

A. Inseminasi Buatan

Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara memasukkan sperma (semen) yang telah dibekukan dengan menggunakan alat seperti suntikan. Inseminasi buatan memiliki beberapa manfaat, antara lain efisiensi waktu, biaya dan memperbaiki kualitas anakan. Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi potong). Sebagai contoh, untuk menghasilkan anakan sapi dengan kualitas daging yang baik dan berjumlah banyak, diambil sel-sel sperma dari sapi brahman dari India untuk diinseminasikan pada sapi betina lokal

B. Kloning

Kloning, merupakan proses pengambilan informasi genetik dari satu makhluk hidup dan membuat salinan identiknya. Hasil dari peristiwa kloning ini akan sama persis dengan induknya karena memiliki kode genetik yang juga persis sama dengan induknya.

Berikut tahapan proses kloning pada hewan:

  • Sediakan hewan jantan dan betina dalam proses kloning ini. Pada hewan jantan diambil sel somatic yang sifatnya diploid pada kelenjar putting sedangkan sel telur yang bersifat haploid diambil dari hewan betina.
  • Ketika sel somatic dan sel telur yang masing-masing bersifat haploid melakukan fertilisasi maka akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid
  • Inti sel telur hewan betina akan dihilangkan kemudian diganti dengan inti sel somatis hewan jantan. Peristiwa penggabungan inti sel ini dikenal dengan istilah fusi. Hasil dari fusi akan terus berkembang atau membelah secara normal hingga zigot ini berkembang menjadi embrio
  • Embrio tersebut akan disuntikkan masuk ke dalam rahim melalui uterus dan berkembang menjadi janin sama halnya dengan pertumbuhan janin secara normal.
  • Setelah waktu kehamilan berakhir maka akan melahirkan anak hewan yang akan memiliki sifat sama seperti hewan jantan bukan hewan betina yang melahirkannya. Hal ini karena inti sel yang digunakan bukan inti sel telur betina tapi inti sel somatis hewan jantan.

Proses kloning ini seringkali menjadi isu yang kontroversial karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem atau rantai makanan. Namun, kloning ini bisa sangat bermanfaat bagi hewan yang sudah hampir punah.

C. Fertilisasi Invitro

Fertilisasi in vitro merupakan proses mempertemukan sel telur dan sel sperma secara manual dalam wadah diluar tubuh induk. Proses ini juga biasa dikenal dengan bayi tabung. Berikut langkah-langkah fertilisasi in vitro:

  • Hormone disuntikkan untuk meningkatkan jumlah sel telur agar sel telur yang matang akan lebih banyak dari sel telur pada umumnya. Hal ini dilakukan untuk membantu peluang berhasilnya fertilisasi invitro.
  • Sel telur yang telah matang diambil dari ovum untuk disimpan dalam wadah yang steril.
  • Sperma disiapkan untuk fertilisasi.
  • Lalu, dilakukan proses fertilisasi dengan cara menyuntikkan sperma pada sel telur.
  • Sel telur yang sudah dibuahi akan berkembang menjadi zigot lalu berkembang menjadi embrio yang disimpan di dalam tabung inkubasi yang sifatnya steril.
  • Embrio yang paling baik akan ditransfer ke dalam uterus yang akan berkembang di dalam Rahim induk

Baca juga :

Memahami Reproduksi dan Siklus Hidup Hewan

Penutup

Demikian penjelasan tentang teknologi reproduksi tumbuhan dan hewan. Mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan menjadi referensi. Silahkan bagikan artikel ini melalui ikon berbagi yang berwarna merah di bawah artikel ini.

Bagikan artikel :

Alih Bahasa

Pencarian