Memahami Reproduksi dan Siklus Hidup Hewan - IPA MTs

REPRODUKSI DAN SIKLUS HIDUP HEWAN

Bismillahirrahmaaniiraahiim

Berkembangbiak merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Kata lain dari berkembangbiak yaitu reproduksi. Tujuan dari mahluk berkembangbiak yaitu untuk melestarikan keturunannya sehingga mahluk hidup dapat melangsungkan kehidupannya dan menjaga keutuhan ekosistem. Reproduksi mahluk hidup dapat dilakukan dengan seksual, aseksual atau keduanya.

Siklus hidup adalah pergiliran atau perputaran atau tahapan pertumbuhan dan perkembangan dari mahluk hidup dari saat lahir sampai dewasa dan melahirkan kembali.

Hewan merupakan salah satu mahluk hidup selain manusia dan tumbuhan. Hewan termasuk ke dalam kerajaan (kingdom) animalia

Postingan kali ini akan menjelaskan cara berkembangbiak secara seksual dan aseksual serta siklus hidup pada hewan.

Reproduksi Seksual Hewan

Reproduksi seksual adalah kemampuan berkembang biak yang diawali dengan fertilisasi. Fertilisasi merupakan pertemuan antara sel sperma dan sel telur kemudian terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma.

Fertilisasi pada hewan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal

Fertilisasi internal merupakan pembuahan sel telur (ovum) oleh sel sperma yang terjadi di dalam saluran oviduk atau tuba falopi hewan atau dengan kata lain fertilisasi internal terjadi di dalam tubuh induk betina. Hewan yang melakukan fertilisasi internal antara lain, hewan mamalia seperti sapi, kucing, tikus, kambing dan lain-lain; hewan reptilian seperti buaya, kadal, ular dan lain-lain; hewan aves seperti bebek, burung, angsa dan lain-lain. 

Fertilisasi eksternal merupakan fertilisasi yang pembuahannya terjadi di luar saluran oviduk atau tuba falopi atau di luar tubuh induk betina. Hewan yang melakukan fertilisasi eksternal antara lain hewan amphibi seperti katak dan hewan pisces seperti ikan. Hasil pembuahan atau fertilisasi tersebut berkembang menjadi zigot. Zigot tersebut berkembang menjadi embrio lalu janin setelah itu dilahirkan kemudian menjadi hewan muda. Hewan yang bereproduksi secara seksual biasanya merupakan hewan yang tergolong ke dalam kelompok avertebrata karena sudah memiliki organ tubuh yang lengkap dan jelas.

Berdasarkan kemampuannya bereproduksi secara seksual, hewan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu vivipar, ovipar dan ovovivipar.

1.  Vivipar

Vivipar merupakan hewan yang bereproduksi secara seksual dengan cara melahirkan atau beranak. Fertilisasi pada hewan vivipar termasuk fertilisasi internal. Setelah terjadi fertilisasi di dalam saluran oviduk, akan terbentuk zigot lalu berkembang menjadi embrio atau janin. Janin di dalam tubuh induk akan mendapatkan makanan melalui plasenta. Setelah usia kandungan cukup untuk dilahirkan, maka janin tersebut akan lahir dan menjadi bayi hewan. Bayi hewan vivipar mendapatkan nutrisi dan makanan ketika pertama kali lahir sampai umur tertentu dari air susu induknya yang mengandung laktosa sehingga

2.  Ovipar

Ovipar adalah hewan yang bertelur. Telur hewan ini ada yang bercangkang ada juga yang tidak bercangkang. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh hewan ini biasanya lebih dari satu bahkan sampai ratusan. Fertilisasi hewan ovipar dapat terjadi secara internal dan eksternal. Telur yang sudah dibuahi kemudian akan dierami atau diberi perlakuan seperti dierami selama beberapa minggu kemudian menetas menjadi individu baru, sedangkan telur yang tidak dibuahi tidak akan menetas. Hewan yang termasuk ovivar antara lain hewan kelas aves atau unggas (ayam, burung, angsa dan bebek); hewan reptile seperti ular, buaya, cicak dan lain-lain serta hewan amphibi seperti katak.

Bayi hewan ovivar, setelah lahir, maka akan dapat langsung bergerak dan mencari makan. Bayi hewan ini tidak menyusui

3.  Ovovivipar

Ovovivipar merupakan hewan yang berkembang biaknya dapat secara bertelur dan beranak (melahirkan). Embrio hewan yang tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar. Telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan. Contoh dari hewan ovovivipar antara lain kadal dan sebagian jenis ular. 

Reproduksi Aseksual Hewan

Selain bereproduksi secara seksual, ada juga hewan yang bereproduksi secara aseksual dimana tidak terjadi pembuahan (fertilisasi) sel telur oleh sel sperma. Hewan yang bereproduksi secara aseksual, memperbanyak dirinya dengan menggunakan bagian-bagian tubuhnya. Hewan tersebut termasuk ke dalam hewan avertebrata.

Cara-cara reproduksi aseksual oleh hewan avertebrata antara lain dengan menggunakan tunas, frgamentasi dan parthenogenesis.

1. Tunas

Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk tunas untuk menghasilkan keturunan. Contoh hewan yang melakukan reproduksi dengan cara ini antara lain Hydra sp., Porifera, dan Coelenterata. Perhatikan gambar di bawah ini.

hiydra berkembang biak dengan tunas
Prosses Perkembangbiakan Hydra sp

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa pada bagian tubuh hydra sp, muncul tunas. Tunas tersebut tumbuh kemudian dia akan melepaskan diri dari induknya dan menjadi anakan atau individu baru.

2. Fragmentasi

Reproduksi dengan cara ini terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah fragmentasi, yaitu pematahan atau pemotongan tubuh induk menjadi dua bagian atau lebih. Selanjutnya terjadi tahap regenerasi, yaitu setiap potongan tubuh induk tersebut membentuk bagian tubuh lain yang tidak ada pada bagian tersebut. Pada akhirnya, setiap potongan tubuh tersebut akan membentuk individu baru dengan bagian tubuh yang lengkap seperti induknya. Anakan dari reproduksi ini memiliki sifat genetik yang identik dengan induknya sehingga rentan dengan perubahan lingkungan. Contoh hewan yang bereproduksi dengan cara ini yaitu planaria. Reproduksi dengan fragmentasi pada planaria dapat dilihat pada gambar berikut.

perkembangbiakan planaria, bagian tubuh akan membentuk yang terpotong
Fragmentasi pada Planaria

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa ketika Planaria tersebut terpotong menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, badan dan ekor. Ketika yang terpotong adalah bagian kepalanya maka planaria akan menumbuhkan bagian badan dan ekornya dan menjadi individu baru. Ketika yang tinggal bagian badannya maka akan tumbuh bagian kepala dan ekor lalu menjadi individu baru. Saat bagian ekor saja yang ada maka akan menumbuhkan bagian badan dan kepala lalu menjadi individu baru. Jadi jika hewan yang bereproduksi dengan cara fragmentasi ini, potongan bagian-bagian tubuhnya akan beregenerasi menjadi individu-individu baru.

3. Parthenogenesis

Parthenogenesis adalah reproduksi menghasilkan individu baru berasal dari sel telur yang tidak dibuahi oleh hewan jantan. Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan seperti lebah, semut, tawon, kutu daun, dan kutu air. Pada hewan tertentu, misalnya lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh dan berkembang menjadi lebah betina, sedangkan yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah jantan. Lebah betina bersifat steril dan memiliki tugas sebagai pekerja dalam kawanan lebah. Lebah jantan

Selain lebah, kutu daun dan kutu air juga dapat bereproduksi dengan cara partenogenesis. Kutu daun betina dan kutu air betina dapat terus menerus bertelur. Tel ur yang dihasilkan akan berkembang dan menetas menjadi kutu betina tanpa didahului proses fertilisasi. Meski demikian fertilisasi tetap diperlukan untuk menghasilkan individu baru setelah beberapa generasi kutu mengalami partenogenesis. 

Siklus Hidup Hewan

Hewan juga mengalami siklus hidup seperti pada manusia dan tumbuhan. Siklus hidup hewan ada dua jenis yaitu metagenesis dan metamorphosis.

A. Metagenesis

proses siklus hidup dan tahapan perkembangbiakan ubur-ubur
Metagenesis ubur-ubur

Metagenesis merupakan tahapan pergiliran atau pergantian cara reproduksi hewan atau tumbuhan dari seksual menjadi aseksual atau sebaliknya dalam siklus hidupnya. Contoh hewan yang mengalami metagenesis yaitu ubur-ubur. 

Ubur-ubur dewasa atau medusa akan mengeluarkan sel telur dan sel sperma kemudian berkembang menjadi zigot lalu menjadi larva yang disebut planula. Planula akan menempelkan diri di dasar laut dan berubah bentuk menjadi polip. Pada tahap polip, ubur-ubur akan bereproduksi secara aseksual dengan menumbuhkan tunas sehingga membentuk koloni polip. Setelah itu polip akan menjadi efira atau ubur-ubur muda lalu tumbuh menjadi medusa atau ubur-ubur dewasa dan siap melakukan perkawinan.

B. Metamorfosis

tahapan metamorfosis sempurna dan tidak sempurna
Tahapan Metamorfosis

Selain metagenesis, beberapa hewan melakukan metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh pada tiap tahap pertumbuhan hewan. Perbedaan metamorfosis dan metagenesis adalah pada metamorfosis hanya terjadi perubahan bentuk tubuhnya saja dan tidak terjadi perubahan cara bereproduksi, sedangkan metagenesis terjadi perubahan bentuk tubuh dan cara bereproduksi.

Metamorfosis pada hewan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

1. Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis sempurna merupakan perubahan bentuk tubuh dengan melalui tiap tahap perubahan dari telur, larva, pupa/nimfa dan imago. Tiap tahap tersebut memiliki bentuk yang berbeda. Contoh hewan yang bermetamorfosis sempurna antara lain : katak, kupu-kupu dan nyamuk.

2. Metamorfosis Tidak Sempurna

Metamorfosis tidak sempurna merupakan perubahan bentuk tubuh tetapi tidak melalui semua tahap. Tahap yang dilalui yaitu telur, nimfa dan imago. Sebagian besar hewan melalui tahap metamorphosis tidak sempurna. Contohnya antara lain : ayam, kecoa, belalang dan lain-lain. 

Penutup

Demikian postingan tentang reproduksi dan siklus hidup hewan. Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi salah satu referensi kalian dalam memahami reproduksi dan siklus hidup hewan.

Baca juga postingan yang berhubungan :

Adaptasi dan Seleksi Alam

Alih Bahasa

Pencarian